FOOTBALL FIGHTING AND FASHION

Sabtu, 20 Oktober 2012

Pemuda dan Sosialisasi




1. Pemuda dan Identitas


PEMUDA

Pemuda adalah generasi penerus bangsa yang mempunyai semangat dan jati diri untuk mencapai cita-cita mereka. Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak dilihat dari usianya melainkan dari semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pemuda. Karena kalau bukan para pemuda pemuda, siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan bangsa kita kedepannya. Namun, generasi ini mempunyai permasalahan yang sangat bervariasi, dan jika permasalahan ini tidak dapat diatasi dengan proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai generasi penerus.
Di samping itu, pemuda memiliki potensi-potensi yang melekat dalam dirinya dan sangat penting artinya bagi sumber daya manusia. Oleh karena itu, potensi-potensi positif yang dimiliki oleh para pemuda ini harus digarap, dalam arti pengembangan dan pembinaannya harus sesuai dengan asas, arah, dan tujuan.
Proses sosialisasi generasi muda sangatlah penting, karena akan menentukan kemampuan dirinya untuk menselaraskan diri di tengahtengah kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pada tahapan pengembangan dan pembinaan, melalui proses belajar pada berbagai media sosialisasi yang ada di masyarakat dan kematangan dirinya, seorang pemuda harus mampu menseleksi berbagai kemungkinan yang ada sehingga mampu mengendalikan diri ditengah-tengah masyarakat dan tetap mempunyai motivasi sosial yang tinggi.

 Peran pemuda dalam masyarakat:

a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri     
    dengan lingkungan.
b. Peranan pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
c. Asas edukatif
d. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
e. Asas swakarsa
f. Asas keselarasan dan terpadu
g. Asas pendayagunaan dan fungsionaliasi

sumber : ( http://caloninsinyur-rendi.blogspot.com/2011/11/pemuda-dan-identitas.html )

IDENTITAS

Identitas atau jati diri (kepribadian) adalah sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya. Seseorang bisa mempunyai jati diri itu, bisa menyelesaikan masalahnya sendiri dengan tegas. identitas membantu masyarakat luas untuk bisa mengenal individu atau kelompok baik dari segi budaya, agama, ataupun politik dan berbagai aspek kehidupan yang lain. Identitas juga bisa memandu seseorang dalam memilah perjalanan dari tujuan hidupnya, mislanya seseorang yang ingin masuk di sebuah komunitas, maka orang tersebut harus mengenal identitas komunitas itu, dengan demikian maka untuk selanjutnya apabila sudah mengenal dan mengerti tentang karakteristik komunitas tersebut dia bisa akan tetap masuk apabila komunitas tersebut poistif, sebaliknya akan meninggalkan apabila komunitas tersebut negatif.

Identitas social dapat dikonseptualisasikan paling baik dalam empat dimensi (Jackson and Smith, 1999):
1. Persepsi dalam konteks antar kelompok (hubungan antara in-group seseorang dengan grup perbandingan yang lain)
2. Daya tarik in-group (afek yang ditimbulkan oleh in-group seseorang)
3. Keyakinan yang saling terkait (norma dan nilai yang menghasilkan tingkah laku anggota kelompok ketika mereka berusaha mencapai tujuan dan berbagi keyakinan yang sama)
4. Depersonalisasi (memandang dirinya sendiri sebagai contooh dari kategori social yang dapat digantikan dan bukannya individu yang unik), orang kehilangan identitas pribadinya karena meleburkan dirinya ke dalam identitas kelompok.

Proses pembentukan identitas diri:

  Interaksi social dengan keluarga langsung. Contoh: dalam kelurganya Susi selalu dinasehati: “Kita ini keluarga terpelajar, jadi jangan sampai nilai kamu kalah dari yang lainnya!”, maka dalam diri Susi ada konsep diri keluarga terpelajar.

   Interaksi social dengan orang lain sepanjang hidup. Contoh: teman-teman Susi selalu mengatakan, “Susi baik sekali yah”, “dia anak yang baik yah”, maka dalam diri Susi terbentuk konsep diri orang baik.
    
    Hereditas. Contoh: Orang Cina kulitnya kuning.
Ketika konteks social seseorang berubah, membangun sebuah identitas social baru dapat menjadi sumber stress yang besar. Perilaku coping yang muncul: 1) semakin mengidentifikasi diri pada identitas yang ada; atau 2) berasimilasi dan mengidentifikasi diri dengan konteks yang baru.

sumber : ( http://annisaavianti.wordpress.com/2010/07/18/aspek-aspek-identitas-sosial-self-dan-gender/ )


2. Perguruan dan Pendidikan

PERGURUAN

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua:
§  Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah.
§  Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak swasta.

Pendidikan tinggi terdiri dari (1) pendidikan akademik yang memiliki fokus dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan (2) pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada persiapan lulusan untuk mengaplikasikan keahliannya.
Institusi Pendidikan Tinggi yang menawarkan pendidikan akademik dan vokasi dapat dibedakan berdasarkan jenjang dan program studi yang ditawarkan seperti akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan vokasi dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. SedangkanPoliteknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Kedua bentuk pendidikan tinggi ini menyediakan pendidikan pada level diploma. Contoh pendidikan tinggi seperti ini adalah Akademi Bahasa dan Politeknik Pertanian.
Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. Oleh karena itu, sekolah Tinggi ini menawarkan pendidikan baik pada level diploma maupun sarjana. Namun, ketika sebuah sekolah tinggi memenuhi persyaratan mereka dapat menawarkan pendidikan tingkat lanjut setelah level sarjana. Sekolah Tinggi ilmu Komputer merupakan salah satu contoh dari jenis pendidikan tinggi ini.
Institut dan Universitas adalah institusi perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan tinggi yang mengarah kepada level sarjana. Institut menawarkan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni tertentu. Disisi lain, Universitas menawarkan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam berbagai kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni. Institusi pendidikan tinggi ini dapat juga melayani pendidikan pada level profesional. Institut Seni adalah salah satu contohnya.
SUMBER : ( http://www.dikti.go.id/?page_id=68&lang=id )




PENDIDIKAN

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. melalui pendidikan, setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warganegara yang menyadari dan merealisasikan hak dan kewajibannya. Pendidikan juga merupakan alat yang ampuh untuk menjadikan setiap peserta didik dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.

Fungsi Pendidikan
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
           Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
  Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat
          Melestarikan kebudayaan.
     Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Menurut fungsi laten/lembaga, yaitu
1. Mengurangi pengendalian orang tua, dimana dengan ada nya pendidikan anak diharapkan bisa memiliki pengetahuan yang lebih selain peranan dari orangtua.
2.  Mempertahankan sistem kelas sosial, pendidikan bisa diperoleh dari sekolah yang bisa mengembangkan bakat anak.   
3.  Memperpanjang masa remaja. anak yang mempunyai pendidikan, akan bisa mempunyai banyak teman dan juga bisa mengatur hidupnya.
                

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar